MURAPEDIA.COM, Lubuklinggau Sumsel – 15 Desember 2025 — Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kota Lubuklinggau secara resmi menetapkan Habib Khoiri sebagai Ketua Umum HMI Cabang Kota Lubuklinggau periode 2025–2026.
Penetapan tersebut merupakan hasil Konferensi Cabang (Konfercab) yang diselenggarakan di Sekretariat HMI Cabang Kota Lubuklinggau dan berlangsung dalam suasana demokratis, partisipatif, serta berlandaskan penuh pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) HMI (16/12/2026).
Konferensi Cabang sebagai forum permusyawaratan tertinggi di tingkat cabang memiliki mandat strategis dalam menentukan arah kepemimpinan dan garis besar kebijakan organisasi. Forum ini dihadiri oleh pengurus cabang demisioner, perwakilan komisariat, serta kader-kader HMI Cabang Kota Lubuklinggau yang memiliki legitimasi konstitusional sebagai peserta dan peninjau. Seluruh tahapan sidang, mulai dari pembukaan, pembahasan laporan pertanggungjawaban pengurus sebelumnya, hingga proses pemilihan ketua umum, dilaksanakan secara sistematis, transparan, dan menjunjung tinggi etika organisasi.
Dalam dinamika sidang pemilihan Ketua Umum, Habib Khoiri berhasil memperoleh dukungan mayoritas suara peserta Konfercab. Selain unggul secara kuantitatif dalam perolehan suara, yang bersangkutan juga dinyatakan memenuhi seluruh persyaratan administratif dan substantif, sebagaimana diatur dalam konstitusi organisasi. Dengan demikian, pimpinan sidang secara resmi menetapkan Habib Khoiri sebagai Ketua Umum HMI Cabang Kota Lubuklinggau periode 2025–2026.
Penetapan ini sekaligus menandai berakhirnya masa kepengurusan sebelumnya dan dimulainya babak baru kepemimpinan HMI Cabang Lubuklinggau yang diharapkan mampu menjawab tantangan zaman, khususnya dalam konteks dinamika mahasiswa, perubahan sosial, serta kompleksitas persoalan keumatan dan kebangsaan di tingkat lokal maupun nasional.
Dalam pernyataan resminya usai penetapan, Habib Khoiri menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada seluruh kader HMI Cabang Lubuklinggau atas kepercayaan dan amanah yang telah diberikan. Ia menegaskan bahwa kepemimpinan dalam HMI bukanlah semata-mata posisi struktural, melainkan bentuk tanggung jawab ideologis dan moral untuk menjaga marwah organisasi.
“Kepercayaan ini bukan kemenangan personal, melainkan amanah kolektif. HMI harus tetap berdiri sebagai organisasi kader yang berorientasi pada pengembangan intelektualitas, spiritualitas, dan tanggung jawab sosial kader. Kepemimpinan ke depan harus dibangun atas dasar kolektivitas, musyawarah, dan kesadaran ideologis,” ujar Habib Khoiri.
Lebih lanjut, Habib Khoiri memaparkan garis besar orientasi kepemimpinannya yang akan difokuskan pada penguatan kualitas kaderisasi, baik secara formal maupun nonformal. Menurutnya, kaderisasi merupakan jantung organisasi HMI yang harus terus direvitalisasi agar mampu melahirkan kader yang memiliki kapasitas intelektual, kepekaan sosial, serta komitmen kebangsaan yang kuat.
“Kaderisasi adalah jantung organisasi. Tanpa kader yang memiliki integritas intelektual, spiritual, dan sosial, HMI akan kehilangan ruh perjuangannya. Karena itu, kami akan mendorong kaderisasi yang tidak hanya melahirkan kader struktural, tetapi kader pemikir dan kader pejuang yang peka terhadap realitas umat dan bangsa,” ungkapnya.
Ia juga menekankan pentingnya menjadikan HMI Cabang Lubuklinggau sebagai ruang dialektika pemikiran dan laboratorium gagasan bagi mahasiswa Islam. Dalam konteks ini, HMI diharapkan tidak hanya hadir sebagai organisasi yang responsif terhadap isu-isu aktual, tetapi juga mampu menyumbangkan perspektif akademis dan solusi berbasis kajian ilmiah terhadap berbagai persoalan sosial, ekonomi, politik, dan budaya yang dihadapi masyarakat.
Selain fokus internal organisasi, kepemimpinan Habib Khoiri juga diarahkan pada penguatan peran eksternal HMI sebagai bagian dari elemen masyarakat sipil. Ia menegaskan bahwa HMI harus mengambil peran strategis dalam membangun kesadaran kritis mahasiswa, memperjuangkan keadilan sosial, serta mengawal kebijakan publik agar tetap berpihak pada kepentingan rakyat, khususnya kelompok marginal dan masyarakat kecil.
“HMI harus tetap independen, tidak menjadi alat kepentingan kekuasaan mana pun. Namun di saat yang sama, HMI harus mampu berdialog, mengawal kebijakan publik, dan menyuarakan kepentingan rakyat dengan cara yang beradab, intelektual, dan bertanggung jawab,” tambahnya.
Dalam kerangka tersebut, HMI Cabang Lubuklinggau berkomitmen untuk menjalin sinergi konstruktif dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah, institusi pendidikan, organisasi kepemudaan, dan elemen masyarakat lainnya. Sinergi ini, menurut Habib Khoiri, harus dibangun tanpa mengorbankan independensi dan daya kritis HMI sebagai organisasi mahasiswa yang lahir dari tradisi intelektual dan moral.
Terpilihnya Habib Khoiri sebagai Ketua Umum diharapkan mampu memperkuat posisi HMI Cabang Lubuklinggau sebagai organisasi kader yang konsisten pada Nilai Dasar Perjuangan (NDP), sekaligus adaptif terhadap perkembangan zaman. Kepemimpinan baru ini diharapkan dapat melahirkan program-program strategis yang berorientasi pada peningkatan kapasitas kader, penguatan basis keilmuan, serta keberpihakan nyata terhadap persoalan umat dan bangsa.
Dengan demikian, Konferensi Cabang ini tidak hanya menjadi ajang pergantian kepemimpinan, tetapi juga menjadi momentum refleksi dan konsolidasi organisasi untuk meneguhkan kembali peran historis HMI sebagai agen perubahan sosial (agent of change) yang berlandaskan nilai keislaman, keindonesiaan, dan kemanusiaan universal.













